Pendakian Gunung Batur
(Gunung Batur, Bali)
|
Dalam Sispala Mandala Bhakti Tama
di SMANSA secara turun-temurun pendakian gunung selalu dilaksanakan tiap
tahunnya, salah satu gunung yang pernah disinggahi dan yang paling sering
didaki adalah Gunung Batur, memiliki tinggi 1717 Mdpl. Inilah cerita mengenai
pendakian kami.
Sebelum berangkat kami melaksanakan
sembahyang terlebih dahulu di Sekretariat Sispala dan Padmasana sekolah. Dalam
perjalanan, kami merasa sangat senang dan sampai pada tujuan dengan selamat.
Kami bermalam di kaki gunung dan melanjutkan perjalanan pada pagi harinya.
Namun suatu permasalahan terjadi karena persediaan bahan makanan yang terbatas
jadi kami terpaksa hanya memasak mie instant.
Tepatnya tanggal 24 Oktober 2014 pendakian dimulai, dari pukul 02.00 subuh
sampai pukul 06.00 pagi. Pada saat pendakian dilakukan, kami dari rombongan
Sispala bertemu dengan banyak rombongan lain entah itu penduduk lokal disekitar
Batur ataupun para wisatawan asing yang hendak melihat Sunrise di puncak batur.
Sayangnya saat itu beberapa peserta
pendakian dari kami banyak yang baru pertama kali mendaki jadi rombongan lebih
banyak beristirahat selama perjalanan dan menyebabkan kami sedikit terlambat
melihat Sunrise.
(Sunrise di puncak Gunung Batur)
|
Di tebing sekitar puncak gunung batur juga terdapat lubang-lubang panas
yang bisa digunakan untuk memasak ataupun merebus telur.
(Foto bareng sebelum turun gunung)
|
Setelah beberapa jam kami diatas
puncak batur, kamipun memutuskan untuk turun dari puncak. Setelah sampai di
kaki gunung kami memutuskan untu berisitirahat sejenak agar tidak mengantuk
selama perjalanan. Sampai akhirnya kami melanjutkan perjalanan pulang sampai
Singaraja.
Dari cerita diatas yang kami
rasakan memang ada kendala dalam perjalanan berangkat ataupun pulang namun,
kami sangat amat senang dengan pemandangan yang ada di puncak Gunung Batur.
Sebab tidak semua orang bisa dan berkesempatan untuk mendaki.
Salam Lestari.. :D
